I have what I need, thank you!




"Don't buy me clothes, mom. Itu udah banyak banget di lemari. I have trouble organizing them".
My only daughter said that. She sounded more complaining or I also can say begging me not to buy her more clothes. Padahal biasanya momen seperti ini, Lebaran - orang berlomba-lomba datang ke pusat perbelanjaan untuk membelanjakan uang mereka supaya bisa tampil cantik dan "baru" di Hari Raya. Maklum kan duit THR masih banyak, dan sepertinya banyak yang perlu dibuat terkesan dong dengan penampilan baru. Maka pusat perbelanjaan pasti riuh dengan ibu-ibu yang kalap melihat diskon di sana sini dengan daftar panjang di tangan mereka akan apa saja yang harus dibeli dan siapa saja yang perlu dibelikan baju baru. Lebaran memang identik dengan baju baru, bahkan Ada beberapa anak yang menuntut orang tuanya untuk membelikan mereka baju baru Dan orang tua pun merasa bersalah apabila tidak bisa membelikan sesuatu yang istimewa di Hari Raya untuk mereka yang tercinta.

Jadi permintaan anakku itu kalau menurutku again aneh, karena biasanya kalau menjelang Lebaran, biasa dong emak emak pasti pengen jalan ke mall yang bertaburan diskon dan senang sekali kalau bisa milah milih sampai pusing dan akhirnya dapat yang terbaik dan catet...diskon.
"Yah, beli dong satu...Masa Lebaran tahun ini ga ada baju barunya."
"Enggak, mamaaaah...pokoknya tu di lemari masih banyak baju. Aku ga butuh baju lagi, beneran."
Dia mulai cemberut protes.
"Baeklaaah....beneran nih?"
"Iyaaaa...benerrrrrraaaaannn."

Baiklah. Dalam hati aku bangga. Anak umur 11 tahun itu tidak pernah menuntut barang ini dan itu dari kami. Dia cukup sederhana, ga pengenan atau konsumtif di tengah-tengah konsumerisme yang giat digalakkan di berbagai media. Sudah bisa belajar mencukupkan diri, itu luar biasa bagiku karena untukku sendiri mencukupkan diri belum sepenuhnya bisa kuterapkan. Seringkali Ada luka-luka masa lalu yang menyebabkan orang "belum selesai" dengan diri mereka atau belum bisa mencukupkan diri mereka dengan apa yang mereka punya. Misalkan dulu sewaktu kecil kita pernah mengalami masa di mana mungkin orang tua kita tidak bisa membelikan mainan atau pakaian yang kita suka, lalu luka itu kita bawa dengan membeli sebanyak mungkin mainan atau pakaian setelah kita mampu membeli walaupun sebenarnya kita ga butuh butuh amat dengan barang tersebut yang pastinya hanya memenuhi rumah Dan lemari (hoarding) dan tentu saja itu semacam pemborosan.

Jadi hari ini aku belajar banyak dari anakku untuk mencukupkan diri dengan apa yang kita punya, yang masih bagus dan masih manfaat. Uangnya bisa dibelanjakan ke hal-hal lain yang lebih berguna untuk kita maupun orang lain. So buy what you need and not always what you want.


    The world says : You have needs -- satisfy them. You have as much right as the rich and the mighty. Don't hesitate to satisfy your needs; indeed, expand your needs and demand more." This is the worldly doctrine of today. And they believe that this is freedom. The result for the rich is isolation and suicide, for the poor, envy and murder.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mamoru at Irene Indriart

Meredam rewel tantrum